Di antara dosa yang besar, yang ditunjukkan
dan anjurkan al Quran agar kita segera bertaubat darinya adalah: dosa
menyembunyikan kebenaran serta tidak menjelaskannya kepada manusia. Ini adalah
dosa para ahli ilmu pengetahuan yang mempunyai kewajiban utnuk menyampaikan
risalah-risalah Allah SWT, dan menjelaskan hukum Allah SWT kepada mereka. Serta
mengatakan kebenaran, serta tidak menyembunyikannya, tidak seperti tindakan ahli
kitab yang mendapatkan kecaman dari Allah SWT dalam firman-Nya:
"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima." (QS. Ali Imran: 187).
Karena mereka menyembunyikan berita gembira
akan datangnya Muhammad Saw yang terdapat dalam kitab-kitab mereka, serta mereka
merubah dan menggantinya, karena semata kepentingan dunia, yang dinamakan oleh
Allah SWT sebagai "harga yang murah". Seperti firman Allah SWT:
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. an-Nisa: 77).
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!." (QS. al Baqarah: 174-175)
Lihatlah ancaman yang besar ini terhadap
orang-orang yang menyembunyikan itu, yang mengandung ancaman material: "mereka
itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api ",
serta maknawi: "dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat
dan tidak akan mensucikan mereka ", dan mereka mengalami kerugian dalam
transaksi mereka: "Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk dan siksa dengan ampunan ". Itu semua semata karena mereka menyesatkan
hamba-hamba Allah dengan menyembunyikan persaksian mereka akan
kebenaran:
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?." (QS. Al Baqarah 140)
Oleh karena itu taubat amat diperintahkan
secara kuat dari mereka semua, sehingga mereka selamat dari azab ini, serta dari
laknat Allah SWT dan sekalian orang yang melaknat. Allah SWT
berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. al Baqarah: 159-160)
Agar taubat mereka diterima, disyaratkan agar:
mereka memperbaiki apa yang mereka telah rusak, dan menjelaskan apa yang mereka
sembunyikan.
Jika ini adalah dosa orang yang menyembunyikan
kebenaran, maka dapat dibayangkan apa dosa orang yang "mendistorsi kebenaran"
itu, serta menampakkan kebenaran itu seakan suatu yang bathil, sehingga manusia
tidak memilihnya. Sementara mereka menghias kebathilan, dengan lidah dan tulisan
mereka, sehingga manusia memilihnya? Tak diragukan lagi, dosa mereka lebih
besar, dan kesalahan mereka lebih berbahaya. Dalam masalah ini banyak
tergelincir penulis, pengarang, jurnalis, kalangan pers, seniman, para ahli
pidato dan semacamnya. Yaitu mereka yang menciptakan opini publik serta
menggerakkan kecenderungan mereka.
Taubat mereka tidak sah hanya dengan sekadar
menyesal. Namun mereka harus memperbaiki dan menjelaskannya kepada orang banyak.
Karena mereka telah banyak merusak akal dan dhamir banyak manusia, serta
menyesatkannya. Mereka harus melenyapkan atau menarik peredaran faktor-faktor
yang menyebabkan kerusakan itu, baik berupa buku, kaset, atau film dengan segala
cara. Dan jika mereka tidak mampu maka mereka harus menjelaskan kepada khalayak
melalui koran atau media lainnya. Dan mereka harus menjelaskan dengan gamblang
sikap mereka yang baru dan kembalinya dia dari sikap dan tindakannya sebelumnya,
dengan berani dan yakin (Seperti yang dilakukan oleh Dr. Mushthafa Mahmud,
Khalid Muhammad Khalid, dan yang lainnya yang diberikan petunjuk oleh Allah SWT
).
wassalam.
No comments:
Write komentar