Jum’at manis Bersama Syekh Prof Dr Muhammad Fadhil al-Jailani
Sukorejo – pondok pesantren salafiyah syafi’iyah setiap jum’at
manis pasti mengadakan acara istighosah yang bertempat di masjid jami’
ibrahimy. Namun kegiatan jum’at manis kali ini berbeda dengan biasanya, karena
pada kesempatan jum’at manis kali ini di datangi tamu agung dari turki yang
termasuk salah satu keturunan syech abdul qodir Al Jailani.
Seych Fadil al Hasani al Jailani beliau temasuk cicit dari syech
abdul Qodir al Jailani namun beliau tidak ikut acara dari awal kegiatan dimulai
dikarenakan beliau masih istirahat di dhelem Pengasuh selain kedatangan tamu
dari turki. Pada acara jum’at manis kali ini juga kedatangan tamu Ust. Nasir
Mansur Idris beliau termasuk teman seperjuangan dari pengasuh pesantren Kiai
Azaim Ibrahimy ketika mondok di Sayyid Muhammad Alawi Al maliki Al Hasani di
makkah Al mukarromah.
Seperti biasa acara dimulai dengan pembacaan do’a iftitah yang
dipimpin oleh pengasuh kiai azaim. Setelah pembacaan iftitah selesai
dilanjutkan dengan pembacaan barzanji yang dipimpin oleh pengasuh pesantren
sambil lalu diselingi dengan lagu-lagu nasyid dari grup hadrah hassan bin
Tsabit dan juga dibantu oleh Ust. Nasir Mansur Idris dengan suara khasnya.
Setelah acara pembacaan barzanji dan sholawat pada baginda nabi
selesai langsung dilanjutkan dengan pembacaan istighosah yang dipimpin oleh KH.
Muzakki Ridwan dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh
pengasuh pesantren dan diakhiri dengan do’a penutup. Ditengah-tengah pembacan
do’a penutup. Alhamdulillah syech Fadil Al Hasani Al Jailani datang dan
berkumpul bersama kita didalam masjid.
Setelah pembacaan do’a selesai kiai azaim menyerahkan acara
sepenuhnya kepada pemandu yang menjadi penerjemah pada waktu itu. Ada dua wasiat
penting yang disampaikan oleh Seych Fadil kepada para santri dan simpatisan
yang hadir pada acara jum’at manis tersebut.
1. Anakku. Kalian harus jujur pada allah,
manusia, diri sendiri dan semua makhluk karena jujur adalah derajat kedua
setelah kenabiyan. Seperti sudah dijelaskan didalam Al Qur’an bahwasannya
derajat itu ada 4 tingkatan yang pertama derajat kenabiyah, yang kedua derajat
para siddiqin (orang-orang yang jujur), yang ketiga orang yang mati syahid dan
yang ke empat yakni orang-orang yang sholeh.
Jika kalian
jujur maka kalian akan masuk syurga bersama para siddiqin “tambah beliau”.
لا تحزن ان الله
معنا
Beliaru
juga berpesan untuk jangan bersedih karena allah selalu bersama kita.
2. Jauhilah bohong dan dusta, karena dusta
adalah tingkatan kedua setelah syetan. Dalam al Qur’an sudah jelas bahwasannya
laknat allah itu ditimpakan kepada syetan dan yang kedua setelah syetan
ditimpakan kepada pembohong atau
pendusta. Jika kita tidak tobat maka kita termasuk temannya syetan dan kelak
kita dimasukan keneraka bersama syetan. Naudzubillah.
Sepantasnya kita selalu membersihkan diri
dari kebohongan “tambah beliau”. Nah selanjutnya bagaimana caranya kita untuk
membersihkan diri kita kebohongan dan dusta yakni dengan cara beribadah kepada
allah dengan ikhlas. Bahkan saking jeleknya berbohong sayyid itu berpesan
“mulutmu berdarah
itu lebih baik dari pada berbohong”
Selain beliau
menyampaikan dua wasiat tersebut. Beliau juga menyampaikan tentang ilmu dan
ahli Ilmu. “kaya bukanlah kaya harta, namun kaya yang sebenarnya adalah kaya
Ilmu” Ucap beliau dengan menggunakan bahasa arab. Karena pertama kali yang
allah ajarkan kepada para nabi adalah ilmu.
Bukan hanya
tentang ilmu namun beliau juga menyampaikan tentang ahlil ilmu bahwasannya ahli
ilmu itu seharusnya sangat menghormat terhadap guru-gurunya yang telah
mengajarinya bahkan walaupun mengajari sebatas satu huruf sekalipun sebagaimana
perkataan sayyidina Ali RA.
“Barangsiapa
yang mengajariku satu huruf saja, maka aku jadi budaknya”
Kenapa ilmu
begitu mulia, karena ilmu itu tidak akan pernah sirna bahkan sampai kiamat
sekalipun. Ilmu itu akan tetap ada. ”Ucap Sayyid Fadil sambil menutup
Ceramahnya”. Selain beliau menyampaikan materi-materi itu semua beliau juga
menghadiahkan suatu kitab karangannya kepada Guru kita Kiai Azaim. Beliau juga
berpesan kepada kiai untung mengajarkan kitab-kitab karangannya di pesantren
salafiyah syafi’iyah sukorejo. Beliau juga mengijazahkan amalan-amalan syech
abdul Qodir Al Jailanni dengan umum kepada para santri dan simpatisan yang
hadir pada acara jum’at manis tersebut.
No comments:
Write komentar