Seminar nasional
“kiai as’ad sebagai
pahlawan nasional negara kesatuan republik indonesia”
OK. Sobat kali ini kita
akan memberi kabar pada sobat semuanya. Bahwa pada tanggal 27 maret 2017. MASS
Atau madrasah aliyah salafiyah syafi’iyah Sukorejo mengadakan seminar, Dengan narasumber pertama
“KHR. Ach. Azaim Ibrahimy” beliau adalah pengasuh pondok pesantre tersebut.
Narasumber yang kedua yakni “KH. Hariri Abd. Adhim” dan narasumber yang ketiga
yakni “Bapak. Syamsul A. Hasan, M.Sos.I” beliau adalah penulis dan dekan
fakultas dakwah.
Terlihat Peserta Seminar Nasional menyimak penyampaian dari narasumber |
Seperti pada biasanya
kegiatan dimulai dengan pembukaan dan juaga ada pembacaan ayat suci al qur’an.
Juga sambut sambutan dari ketua Osim “MASS” sekaligus menjadi pengganti
sambutan dari ketua panitia kegiatan seminar tersebut. Ketua panitia tersebut
juga menyampaikan bahwa kegiatan ini juga di anjurkan oleh Rosulullah
“Musyawaroh baginda Rosulullah, kekasih allah dan para wali allah” tutur Ust.
Khoirin Andi selaku ketua Osim MASS. Juga menyampaikan kepada peserta yang
hadir untuk “berjuang dan mengabdi pada agama” selain itu ada yel-yel yang di
ucapkan oleh ketua panitia tersbut “Subhanallah”. Ketua panitia tesebut juga
menyampaikan bahwa “pejuangan Kiai as’ad harus di anugerahi”.
Setelah selesai sambutan
oleh ketua panitian dilanjut oleh sambutan oleh kepala sekolah yang diwakilkan
kepada Ust. Ali Murtadho. Beliar juga berpesan pada para peserta “Piham MASS
sangat mengapresiasi kegiatan seminar nasional” tersebut. Beliar juga
menyebutkan bahwa dilaksanakannya kegiatan seminar ini hanyalau untuk mengulas
perjuangan beliar kiai As’ad. Beliau juga menyebutkan bahwa Kiai as’ad hidup 92
tahun oleh karena itu kita tikan akan bisa mengulas semua perjuangan beliau
kiai as’ad. Hanya dengan waktu beberapa jam. Beliau juga berpesan kepada para
peserta dan yang hadir pada acara seminar tersebut. Untuk “meneladani hal-hal
yang perlu di teladani dari kiai As’ad”
Setelah semua kegiatan
pebuka sudah selesai kita melanjutkan acara seminar tersebut.
Sebagai pebuka narasumber pertama yakni bapak. Samsul A. Hasan, M.Sos.I. beliau menyampaikan pada para peserta yang hadir pada acara tersebut “merefleksi kembali perjuangan kiai as’ad sehingga menjadi pahlawan nasional”. Oh ya sobat bapak samsul A. Hasan ini menjadi salah satu penitia dalam pengusulan gelar pahlawan Kiai as’ad tersebut. Bakap hasan tersebut menjadi panitia khusus dalam bidang data. Beliau juga menuturkan bahwa kiai as’ad di lahirkan di kota makkah. Bapak hasan juga bertutur bahwa kiai as’ad pernah berdawuh “saya ingin mata dalam mempertahankan dan menegakkan negara” beliau kiai as’ad juga sebagai pemdiri dan menumbuhkan cinta tanah Air ini tutur bapak hasan tersebut yang menjadi dekan fakultas dakwah. Kiai as’ad juga hadir pada acara MUI pertama kali yang waktu itu MUI dipimpin oleh Buya Hamka dan pada waktu itu juga dihadiri oleh presiden negara republik indonesia. Beliau bapak hasan juga menyambung kalimat kiai Afif bahwa di ajukannya kiai as’ad sebagai pahlawan yakni bertujuan untuk meluruskan sejarah. Setelah panjang lebar bapak Hasan menyampaikan materi seminar selanjutnya di ganti oleh narasumber yang kedua. Yakni bapak atau cak Farid sapa akrab beliau.
Sebagai pebuka narasumber pertama yakni bapak. Samsul A. Hasan, M.Sos.I. beliau menyampaikan pada para peserta yang hadir pada acara tersebut “merefleksi kembali perjuangan kiai as’ad sehingga menjadi pahlawan nasional”. Oh ya sobat bapak samsul A. Hasan ini menjadi salah satu penitia dalam pengusulan gelar pahlawan Kiai as’ad tersebut. Bakap hasan tersebut menjadi panitia khusus dalam bidang data. Beliau juga menuturkan bahwa kiai as’ad di lahirkan di kota makkah. Bapak hasan juga bertutur bahwa kiai as’ad pernah berdawuh “saya ingin mata dalam mempertahankan dan menegakkan negara” beliau kiai as’ad juga sebagai pemdiri dan menumbuhkan cinta tanah Air ini tutur bapak hasan tersebut yang menjadi dekan fakultas dakwah. Kiai as’ad juga hadir pada acara MUI pertama kali yang waktu itu MUI dipimpin oleh Buya Hamka dan pada waktu itu juga dihadiri oleh presiden negara republik indonesia. Beliau bapak hasan juga menyambung kalimat kiai Afif bahwa di ajukannya kiai as’ad sebagai pahlawan yakni bertujuan untuk meluruskan sejarah. Setelah panjang lebar bapak Hasan menyampaikan materi seminar selanjutnya di ganti oleh narasumber yang kedua. Yakni bapak atau cak Farid sapa akrab beliau.
Beliau cak farid tidak
banyak menyampaikan materi pada waktu itu karena memang waktu yang tidak
mendukan. Tetapi beliar berpesan kepada para peserta seminar nasional tersebut.
“buktikan dengan semangat belajar” bahwa kita sebagai santri kiai as’ad. Selain
itu beliau juga berpesan untuk menjaga kebersihan kamar. Dan beliau juga
menyampaikan bahwa kiai as’ad dalam masalah kebersihan tidak pernah main-main
bahkan pada suatu saat kiai as’ad ngontro pesantren dan ternyata ada salah satu
kamar yang masih belum membuang sampan dan akhirnya kiai as’ad melemparkan
sampah tersebut kedalam kamar tersebut.
Beliau juga menyampaikan dawuh kiai as’ad bahwa “saya berharap kalian
bisa menbaca al qur’an dengan baik - ”. beliau juga berpesan untuk mengamalkan
dan melaksanakan kegiatan dan penjauhi larangan pesantren sepeti (belajar.
Haddad. Dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya.)
No comments:
Write komentar