Kematian adalah suatu hal yang pasti bagi setiap umat manusia. Tapi kita tidak pernah tahu, kapan, dimana, dan bagaimana kita akan meninggal. Semua itu adalah rahasia Allah SWT. Beginilah kisah malaikat maut mencabut nyawa Nabi Muhammad SAW. Hari itu menjadi hari yang paling menyedihkan bagi umat manusia, terutama umat muslim.
Malaikat yang bertugas sebagai pencabut nyawa adalah malaikat Izrail. Sebelum ia melakukan tugasnya, Allah SWT berpesan pada malaikat Jibril bahwa jika Nabi Muhammad tidak menghendaki nyawanya untuk dicabut maka malaikat Izrail dilarang untuk mencabutnya karena Nabi adalah manusia yang paling berharga. Inilah kisah malaikat Izrail mencabut nyawa nabi Muhammad.
Setelah itu, malaikat Izrail datang ke rumah Nabi. Kemudian ia berseru dengan mengucapkan salam di depan pintu, ia bertanya apakah ia diperbolehkan masuk. Tapi, putri Nabi, Fatimah tidak mengijinkannya masuk karena pada saat itu ayahnya (Nabi) sedang mengalami sakit demam. Dan Fatimah pun menutup pintu dan kembali menemani ayahnya.
Karena Nabi juga mendengarkan suara itu, kemudian beliau bertanya bahwa siapakah orang yang itu. Fatimah pun tidak tahu karena ia baru pertama kali melihatnya.
Lalu Rasulullah memandang putrinya dengan penuh kelembutan dan kemudian menjelaskan bahwa orang itu adalah malaikat Izrail yang akan memisahkan Nabi dari kenikmatan sesaat dan memisahkan dari pertemuan di dunia. Mendengarnya, Fatimah pun menahan tangisannya karena malaikat Izrail mencabut nyawa nabi Muhammad.
Melihatnya, Rasulullah bertanya kenapa malaikat Jibril tidak datang menyertainya. Kemudian dipanggillah malaikat Jibril dan ia datang ke rumah Rasul. Setelah itu, Rasul bertanya pada Jibril mengenai haknya ketika di hadapan Allah. Malaikat Jibril menjelaskan bahwa Rasul akan dibukakan pintu-pintu langit dan semua malaikat akan menyambut Ruhnya. Semua surga akan terbuka lebar menunggu kedatangan Rasul. Tapi hal tersebut tidak lantas membuatnya lega. Hingga malaikat Jibril bertanya apakah kabar tersebut tidak membuatnya bahagia. Rasulullah menanyakan tentang nasib umatnya kelak. Malaikat Jibril pun menenangkan Rasulullah dan ia menjelaskan bahwa Allah pernah berfirman bahwa surga adalah tempat yang diharamkan bagi semua orang kecuali umat Nabi Muhammad SAW.
Dan kini saatnya malaikat maut mencabut nyawa Rasulullah. Terlihat seluruh tubuh Rasul bersimbah peluh dan semua urat lehernya mulai menegang. Rasulullah pun mengaduhkan betapa sakitnya sakaratul maut tersebut. Putrinya hanya terpejam tidak kuasa melihatnya. Sahabat Rasul, Ali berada di samping rasul dengan sedikit tertunduk. Sedangkan malaikat Jibril memalingkan wajahnya. Kemudian Rasul bertanya apakah Jibril jijik melihat Rasul hingga ia harus membuang muka padanya. Jibril pun menjelaskan bagaimana ia tidak tega melihat kekasih Allah kesakitan seperti itu.
Rasulullah kembali mengaduh karena cara malaikat mencabut nyawa memang sakit yang sangat. Tubuhnya pun mulai dingin, dada, dan kakinya sudah tidak bisa digerakkan. Bibirnya bergetar seakan membisikkan sesuatu, kemudian Ali mendekatkan telinganya dan Rasulullah mengatakan bahwa peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang yang lemah di antara kita.
Umat manusia pun bersedih hingga terdegar suara tangisan di luar rumah Rasul. Kemudian Rasul kembali berbisik, dan Ali kembali mendekatkan telinganya pada Rasul. Rasul mengatakan “Umatku, umatku, umatku”.
Betapa mulianya Nabi Muhammad SAW. Meskipun dalam kesakitan yang luar biasa, beliau masih memikirkan umat tercintanya. Bahkan ia memikirkan nasib mereka setelah Rasulullah tiada.
No comments:
Write komentar