Tuesday, April 11, 2017

Nyamar Ma'ruf Nyambi Mungkar

"Nyamar Makruf Nyambi Mungkar"
Kata Al-Ghazali, seringkali amar makruf nahi mungkar adalah kemungkaran itu sendiri. Sebabnya, ia dilakukan tanpa memperhatikan tata cara serta prinsip-prinsip syariat. Sejatinya, amar makruf nahi mungkar adalah ajaran yang diperintahkan agama. Akan tetapi, ketika ia dilakukan tanpa memperhatikan tuntunan, prinsip, dan nilai-nilai agama, ia menjadi bumerang bagi agama itu sendiri.
Rantai yang Retak
Menurut saya, di antara amar makruf nahi mungkar yang merupakan kemungkaran itu sendiri adalah menyuruh orang lain untuk melakukan kebaikan demi memperlancar atau menyembunyikan kemungkaran yang dilakukan. Ini yang saya sebut dengan nyamar makruf nyambi mungkar.
Misalnya, ada seseorang yang menyuruh orang lain untuk bersabar dan ikhlas atas kehilangan harta yang menimpanya. Padahal, dirinyalah yang mencuri harta orang lain tersebut.
Contoh yang lain, ada seorang anggota dalam sebuah organisasi mengatakan, "Jangan tanyakan apa yang organisasi berikan kepada kita, tapi tanyakanlah apa yang kita berikan kepada organisasi." Padahal, ia sendiri melakukan keculasan dan mengeruk keuntungan dari organisasi tanpa sepengetahuan anggota yang lain. Kalimat tersebut tentu hanyalah ungkapan baik untuk menutupi maksud atau tindakan buruk (kalimatu haqqin urida biha al-bathil).
Contoh lagi, ini contoh lo ya, ada seorang guru di sebuah madrasah mengatakan kepada murid-muridnya di akhir jam pelajaran, "Sampai di sini saja pelajaran kali ini ya. Nggak papa, sedikit-sedikit yang penting barokah." Padahal, selama jam pelajaran, si guru kebanyakan ngomong ngalur ngidul entah kemana dan malas sekali menjelaskan materi pelajaran kepada murid-muridnya. Murid dalam hal ini menjadi korban iming-iming 'barokah' dari si guru yang sebenarnya tak becus mengajar. Padahal, murid-murid harus membayar sejumlah uang untuk sekolah. Saya berpesan kepada murid-murid yang barangkali menemukan guru semacam ini, jangan mau dibohongi pakai barokah!
Begitulah, agama seringkali menjadi topeng yang bagus untuk menutupi kebusukan. Ajakan-ajakan baik yang ada dalam agama bisa menjadi baju yang manis bagi sebuah kemungkaran.
Yang jelas, agama memerintahkan kepada manusia agar amar makruf nahi mungkar (memerintah yang baik dan melarang yang buruk), bukan menyamar dengan kebaikan sembari memuluskan atau menyembunyikan maksud buruk (nyamar makruf nyambi mungkar).

No comments:
Write komentar