Thursday, March 1, 2018

Jum’at manis Bersama Syekh Prof Dr Muhammad Fadhil al-Jailani


Jum’at manis Bersama Syekh Prof Dr Muhammad Fadhil al-Jailani

Sukorejo – pondok pesantren salafiyah syafi’iyah setiap jum’at manis pasti mengadakan acara istighosah yang bertempat di masjid jami’ ibrahimy. Namun kegiatan jum’at manis kali ini berbeda dengan biasanya, karena pada kesempatan jum’at manis kali ini di datangi tamu agung dari turki yang termasuk salah satu keturunan syech abdul qodir Al Jailani.

Seych Fadil al Hasani al Jailani beliau temasuk cicit dari syech abdul Qodir al Jailani namun beliau tidak ikut acara dari awal kegiatan dimulai dikarenakan beliau masih istirahat di dhelem Pengasuh selain kedatangan tamu dari turki. Pada acara jum’at manis kali ini juga kedatangan tamu Ust. Nasir Mansur Idris beliau termasuk teman seperjuangan dari pengasuh pesantren Kiai Azaim Ibrahimy ketika mondok di Sayyid Muhammad Alawi Al maliki Al Hasani di makkah Al mukarromah.

Seperti biasa acara dimulai dengan pembacaan do’a iftitah yang dipimpin oleh pengasuh kiai azaim. Setelah pembacaan iftitah selesai dilanjutkan dengan pembacaan barzanji yang dipimpin oleh pengasuh pesantren sambil lalu diselingi dengan lagu-lagu nasyid dari grup hadrah hassan bin Tsabit dan juga dibantu oleh Ust. Nasir Mansur Idris dengan suara khasnya.

Setelah acara pembacaan barzanji dan sholawat pada baginda nabi selesai langsung dilanjutkan dengan pembacaan istighosah yang dipimpin oleh KH. Muzakki Ridwan dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh pengasuh pesantren dan diakhiri dengan do’a penutup. Ditengah-tengah pembacan do’a penutup. Alhamdulillah syech Fadil Al Hasani Al Jailani datang dan berkumpul bersama kita didalam masjid.

Setelah pembacaan do’a selesai kiai azaim menyerahkan acara sepenuhnya kepada pemandu yang menjadi penerjemah pada waktu itu. Ada dua wasiat penting yang disampaikan oleh Seych Fadil kepada para santri dan simpatisan yang hadir pada acara jum’at manis tersebut.

1.  Anakku. Kalian harus jujur pada allah, manusia, diri sendiri dan semua makhluk karena jujur adalah derajat kedua setelah kenabiyan. Seperti sudah dijelaskan didalam Al Qur’an bahwasannya derajat itu ada 4 tingkatan yang pertama derajat kenabiyah, yang kedua derajat para siddiqin (orang-orang yang jujur), yang ketiga orang yang mati syahid dan yang ke empat yakni orang-orang yang sholeh.
Jika kalian jujur maka kalian akan masuk syurga bersama para siddiqin “tambah beliau”.
لا تحزن ان الله معنا
Beliaru juga berpesan untuk jangan bersedih karena allah selalu bersama kita.

2.  Jauhilah bohong dan dusta, karena dusta adalah tingkatan kedua setelah syetan. Dalam al Qur’an sudah jelas bahwasannya laknat allah itu ditimpakan kepada syetan dan yang kedua setelah syetan ditimpakan kepada pembohong  atau pendusta. Jika kita tidak tobat maka kita termasuk temannya syetan dan kelak kita dimasukan keneraka bersama syetan. Naudzubillah.
Sepantasnya kita selalu membersihkan diri dari kebohongan “tambah beliau”. Nah selanjutnya bagaimana caranya kita untuk membersihkan diri kita kebohongan dan dusta yakni dengan cara beribadah kepada allah dengan ikhlas. Bahkan saking jeleknya berbohong sayyid itu berpesan

“mulutmu berdarah itu lebih baik dari pada berbohong”
Selain beliau menyampaikan dua wasiat tersebut. Beliau juga menyampaikan tentang ilmu dan ahli Ilmu. “kaya bukanlah kaya harta, namun kaya yang sebenarnya adalah kaya Ilmu” Ucap beliau dengan menggunakan bahasa arab. Karena pertama kali yang allah ajarkan kepada para nabi adalah ilmu.

Bukan hanya tentang ilmu namun beliau juga menyampaikan tentang ahlil ilmu bahwasannya ahli ilmu itu seharusnya sangat menghormat terhadap guru-gurunya yang telah mengajarinya bahkan walaupun mengajari sebatas satu huruf sekalipun sebagaimana perkataan sayyidina Ali RA.

“Barangsiapa yang mengajariku satu huruf saja, maka aku jadi budaknya”

Kenapa ilmu begitu mulia, karena ilmu itu tidak akan pernah sirna bahkan sampai kiamat sekalipun. Ilmu itu akan tetap ada. ”Ucap Sayyid Fadil sambil menutup Ceramahnya”. Selain beliau menyampaikan materi-materi itu semua beliau juga menghadiahkan suatu kitab karangannya kepada Guru kita Kiai Azaim. Beliau juga berpesan kepada kiai untung mengajarkan kitab-kitab karangannya di pesantren salafiyah syafi’iyah sukorejo. Beliau juga mengijazahkan amalan-amalan syech abdul Qodir Al Jailanni dengan umum kepada para santri dan simpatisan yang hadir pada acara jum’at manis tersebut.

No comments:
Write komentar