Assalamu'alaykum Wr. Wb.
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para
Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. 33:40)
"Nabi-nabi itu adalah bersaudara yang bukan
satu ibu, ibunya bermacam-macam, namun agamanya satu." (HR. AlSaikhan dan Abu
Daud)
Rasulullah Saw bersabda : 'Sesungguhnya aku
mempunyai beberapa nama: Aku Muhammad, Aku Ahmad , Aku yang penghapus karena
aku, Allah menghapuskan kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia
dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang tiada kemudianku seorang Nabipun.'
(Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada'il, Bab: Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-
Adab, Bab: Asma-un-Nabi; Muatta', Kitab-u-Asma in-Nabi, Al- Mustadrak Hakim,
Kitab-ut-Tarikh, Bab: Asma-un-Nabi.)
"Hubunganku dengan kenabian sebelumku seperti
layaknya pembangunan suatu istana yang terindah yang pernah dibangun. Semuanya
telah lengkap kecuali satu tempat untuk satu batu bata. Aku mengisi tempat
tersebut dan sekarang sempurnalah istana itu."
(HR. Bukhari dan Muslim)
(HR. Bukhari dan Muslim)
"Aku diutus oleh Allah untuk menyebarkan
wahyu-Nya kepada seluruh dunia. Dan garis kenabian berakhir pada ku." (Muslim,
Tirmidzhi, Ibnu Majah)
'Abdur Rahman bin Jubair berkata: "Aku
mendengar Abdullah bin 'Amr ibn-'As meriwayatkan bahwa suatu hari Nabi Saw
keluar dari rumahnya dan berkumpul bersama kami. Sikapnya menunjukkan
kegelisahan hatinya seolah beliau akan meninggalkan kami." Beliau bersabda, "Aku
Muhammad, Nabi Allah yang ummi' dan kalimatnya tersebut diulang sebanyak tiga
kali. Lalu dilanjutkannya: "Tidak akan ada Nabi lagi setelah aku !" (Musnad
Ahmad, Marwiyat'Abdullah bin Amr ibn'-As.)
Nabi Saw bersabda: "Jika saja ada Nabi sesudah
aku, tentulah dia adalah Umar Bin Khatab."
(Tirmidzi)
(Tirmidzi)
Dari Sa'd bin Abi Waqqas r.a.
Nabi Saw berkata kepada Ali r.a [dalam perang tabuk]: "Antara aku dengan engkau laksana hubungan antara Musa dan Harun, tetapi tidak ada nabi lagi sesudahku." (Bukhari dan Muslim)
Nabi Saw berkata kepada Ali r.a [dalam perang tabuk]: "Antara aku dengan engkau laksana hubungan antara Musa dan Harun, tetapi tidak ada nabi lagi sesudahku." (Bukhari dan Muslim)
Thauban meriwayatkan: Nabi Saw berkata: "Akan
datang tiga puluh pendusta didalam umatku yang masing-masing dari mereka akan
mengatakan kepada dunia bahwa dia adalah seorang Nabi, tetapi aku adalah garis
terakhir dari kenabian dan tidak akan ada Nabi lagi setelahku." (Abu Dawud,
Kitab-ul-Fitan)
Nabi Saw bersabda: "Diantara Bani Israel yang
datang sebelum kalian telah membuat persekutuan dengan Tuhan sekalipun mereka
bukan Nabi-nabiNya. Jika saja akan ada Nabi sesudahku dari kaumku maka tentulah
dia adalah Umar Bin Khatab." (Bukhari)
Nabi Saw: "Tidak akan ada Nabi sesudahku dan
tidak akan ada Nabi baru lagi pada jemaah yang diikuti siapa saja." (Baihaqi dan
Tabarani)
Nabi Saw bersabda: "Aku adalah garis terakhir
dari kenabian Allah dan masjidku adalah masjid terkahir [Ini merefer kepada
Masjid yang didirikan oleh Nabi Saw]." (Riwayat Muslim)
Pada ayat 33:40 diatas yang juga ditunjang oleh
beberapa hadistnya yang saya kemukakan diatas Rasulullah dikatakan sebagai Nabi
terakhir [Khataman Nabiyyin] bukan penutup para Rasul.
Kenapa demikian ?
Apa sih beda Nabi dan Rasul itu ?
Apa sih beda Nabi dan Rasul itu ?
Sampai hari ini saya tidak berani mengatakan
bahwa Muhammad Saw adalah penutup para Rasul, melainkan penutup para Nabi.
Baiknya saya kemukakan dahulu berbagai ayat
suci yang daripadanya dapat diambil kesimpulan untuk pengertian kedua istilah
Nabi dan Rasul itu.
6/130.
Hai masyarakat Jin dan Manusia ! Apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari jenis kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari [kiamat] ini ?
Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka membuktikan atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Hai masyarakat Jin dan Manusia ! Apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari jenis kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari [kiamat] ini ?
Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka membuktikan atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Ayat suci ini membuktikan bahwa Rasul itu bukan
saja terdapat pada masyarakat manusia, malah juga ada pada bangsa Jin yang
memang keadaannya bersamaan dengan manusia seperti tersebut pada ayat 55/33 dan
72/11 jo. 46/29.
22/75
Allah memilih dari malaikat selaku Rasul-rasul begitupun dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Allah memilih dari malaikat selaku Rasul-rasul begitupun dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
42/51
Dan tiadalah seseorang yang Allah berkata-kata padanya kecuali dengan wahyu atau dari balik tabir [Hijab] atau Dia utus Rasul [malaikat] lalu dia berwahyu dengan ijin-Nya apa-apa yang Dia kehendaki, bahwa Dia maha Tinggi lagi Bijaksana.
Dan tiadalah seseorang yang Allah berkata-kata padanya kecuali dengan wahyu atau dari balik tabir [Hijab] atau Dia utus Rasul [malaikat] lalu dia berwahyu dengan ijin-Nya apa-apa yang Dia kehendaki, bahwa Dia maha Tinggi lagi Bijaksana.
43/80
Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia mereka dan bisikan mereka ?
Sebenarnya Rasul-rasul Kami ada pada mereka menuliskan.
Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia mereka dan bisikan mereka ?
Sebenarnya Rasul-rasul Kami ada pada mereka menuliskan.
Ketiga rangkaian ayat suci ini secara terang
menyatakan bahwa malaikat juga ada yang dinamakan Rasul dengan tugas
menyampaikan. Tugas ini memang terkandung pada maksud ayat-ayat dibawah ini:
5/99
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.
7/35
Wahai Bani Adam, jika datang padamu Rasul-rasul dari kaummu menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka siapa yang insyaf dan berbuat shaleh akan tiadalah ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka itu berduka cita.
Wahai Bani Adam, jika datang padamu Rasul-rasul dari kaummu menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka siapa yang insyaf dan berbuat shaleh akan tiadalah ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka itu berduka cita.
21/25
Dan tidaklah Kami utus sebelum engkau seorang Rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa Tidak ada Tuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku.
Dan tidaklah Kami utus sebelum engkau seorang Rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa Tidak ada Tuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku.
Walau begitu, adapula Rasul yang tidak
diterangkan yang masa hidupnya mungkin sebelum Muhammad atau juga sesudahnya.
Penjelasan ini terkandung didalam :
4/164
Dan ada Rasul-rasul yang sungguh telah Kami ceritakan mereka padamu dulunya, dan ada pula Rasul-rasul yang tidak Kami ceritakan mereka kepadamu...
Dan ada Rasul-rasul yang sungguh telah Kami ceritakan mereka padamu dulunya, dan ada pula Rasul-rasul yang tidak Kami ceritakan mereka kepadamu...
Dalam pada itu, pada setiap bangsa diutus Allah
Rasul yang menyampaikan ayat-ayatNya malah tidak suatu bangsa yang disiksa Allah
didunia kini kecuali telah ada Rasul pada bangsa itu yang menyampaikan hukum
Allah dengan bahasa kaum itu sendiri.
3/101
Dan kenapa kamu kafir karena dianalisakan ayat-ayat Allah sementara padamu ada Rasul-Nya? Dan siapa yang berpegang kepada hukum Allah maka dia diberi petunjuk kepada tuntunan yang kukuh.
Dan kenapa kamu kafir karena dianalisakan ayat-ayat Allah sementara padamu ada Rasul-Nya? Dan siapa yang berpegang kepada hukum Allah maka dia diberi petunjuk kepada tuntunan yang kukuh.
10/47
Dan bagi setiap ummat itu ada Rasul, ketika datang Rasul mereka maka terlaksanalah diantara mereka secara efektif dan mereka tidak dizalimi.
Dan bagi setiap ummat itu ada Rasul, ketika datang Rasul mereka maka terlaksanalah diantara mereka secara efektif dan mereka tidak dizalimi.
14/4
Dan tidaklah Kami utus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaum itu sendiri agar dia menerangkan pada mereka, dan siapa yang sesat maka Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan menunjuki orang yang Dia kehendaki. Dan Dia mulia, Bijaksana.
Dan tidaklah Kami utus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaum itu sendiri agar dia menerangkan pada mereka, dan siapa yang sesat maka Allah menyesatkan orang yang Dia kehendaki dan menunjuki orang yang Dia kehendaki. Dan Dia mulia, Bijaksana.
17/15
Siapa yang dapat petunjuk maka dia mendapat petunjuk itu untuk dirinya, dan siapa yang sesat maka dia menyesatkan dirinya, dan tidaklah dia menanggung kesalahan orang lain. Dan tidaklah Kami menyiksa hingga Kami bangkitkan seorang Rasul.
Siapa yang dapat petunjuk maka dia mendapat petunjuk itu untuk dirinya, dan siapa yang sesat maka dia menyesatkan dirinya, dan tidaklah dia menanggung kesalahan orang lain. Dan tidaklah Kami menyiksa hingga Kami bangkitkan seorang Rasul.
28/59
Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan negri hingga Dia bangkitkan pada kaumnya seorang Rasul yang menganalisakan kepada mereka ayat-ayat Kami, dan tidaklah Kami membinasakan negri itu kecuali penduduknya zalim.
Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan negri hingga Dia bangkitkan pada kaumnya seorang Rasul yang menganalisakan kepada mereka ayat-ayat Kami, dan tidaklah Kami membinasakan negri itu kecuali penduduknya zalim.
Banyak sekali ayat suci yang senada dengan ayat
17/15 ini diantaranya ayat 17/58 dan 6/65, tetapi semua itu menjelaskan bahwa
siksaan tersebut bukan berlaku sebelum periode Muhammad Saw saja malah juga
sesudah wafatnya beliau.
Ayat 28/59 membuktikan bahwa sebelum penduduk
sebuah negri itu disiksa [diazab] lebih dahulu diutus oleh Allah seorang Rasul
kepada mereka dan ayat 10/47 menjelaskan bahwa pada setiap umat ada Rasul
dikuatkan oleh ayat 14/4 dengan ketegasan bahwa Rasul itu menyampaikan hukum
Allah.
Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. 65:12)
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. 65:12)
Ayat 65/12 diatas juga menyebutkan bahwa selain
planet bumi kita ini, telah diciptakan oleh Allah Azza Wajalla bumi-bumi lainnya
didalam kawasan semesta raya-Nya. Dan sejenak mari kita melihat pula ayat 42/29
dibawah ini :
Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan
langit dan bumi dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan
Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS. 42:29)
Allah telah menciptakan banyak planet-planet
dan juga planet bumi dalam semesta-Nya, dan Allah pun telah menyebarkan
makhluk-makhluk hidup-Nya kepada keduanya, sekarang apakah yang dimaksud dengan
makhluk hidup itu menurut kriteria Qur'an ?
"Dan Allah telah menciptakan semua jenis
makhluk hidup dari Almaa', diantara mereka ada yang berjalan atas perutnya
/melata/, dan dari mereka ada yang berjalan atas dua kaki serta dari mereka ada
yang atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, karena
sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu."
(QS. 24:45)
(QS. 24:45)
Jadi jika kita menghubungkan antara ayat 65/12
dengan 42/29 dan 24/45 jo. 6/130 maka didapatilah kesimpulan bahwa untuk
planet-planet bumi yang lainnya dimana terdapat kehidupan disana maka disana pun
perintah atau hukum-hukum atau ketetapan-ketetapan Allah akan berlaku
sebagaimana yang diperlakukan-Nya diplanet bumi kita ini.
Jadi, mengikuti kriteria AlQur'an ini ... pada
planet bumi lainnya yang juga memiliki manusia, binatang dan sebagainya maka
Allah mengirimkan para Nabi dan Rasul-Nya yang mengibarkan bendera Tauhid, bahwa
Tiada Ilah selain Allah.
itu adalah satu kepastian dari Qur'an sendiri
dan tidak bisa dibantah.
Tetapi sekarang, bagaimana mengaitkan hubungan antara fungsi KhatamanNabiyyin Muhammad Saw dengan Rahmatan lil'alamin-nya ?
Tetapi sekarang, bagaimana mengaitkan hubungan antara fungsi KhatamanNabiyyin Muhammad Saw dengan Rahmatan lil'alamin-nya ?
Kita sebelumnya sudah membahas bahwa Muhammad
itu adalah penutup para Nabi/akhir dari segala kenabian tetapi beliau Saw
bukanlah penutup para Rasul.
Rasul dalam bahasa Arab berarti utusan.
Rasulullah artinya utusan Allah.
Rasul dalam bahasa Arab berarti utusan.
Rasulullah artinya utusan Allah.
Dan sesuai dengan ayat-ayat Qur'an yang
diketengahkan pada bagian awal bahwa malaikat itu juga adalah Rasulullah, sebab
mereka adalah utusan-utusan atau pesuruh Allah yang memiliki tugas
masing-masing, seperti mencatat perbuatan baik dan buruk, menurunkan wahyu dst.
Dengan wafatnya Nabi Muhammad Saw maka berarti
putus sudah wahyu kenabian untuk Bani Adam, karena seluruh ajaran-Nya telah
disempurnakan pada masa Muhammad Saw. Tidak ada yang perlu ditambah atau
dikurangi lagi, semuanya telah lengkap dan sempurna.
Selanjutnya Allah akan terus mengirim
Rasul-rasulNya, baik itu berupa malaikat atau juga manusia. Ingat .... tidak
pernah ada malaikat ataupun Jin dinisbatkan oleh Allah dalam AlQur'an sebagai
Nabi melainkan hanya sebagai Rasul alias pesuruh alias utusan karena pangkat
kenabian hanya ada pada manusia dan itu telah diakhiri oleh Rasulullah Muhammad
Saw.
Jadi dari sana dapat disimpulkan bahwa Rasul
adalah yang bertugas menyampaikan hukum Allah, ada yang menerimanya langsung
dari Allah seperti para Nabi dan malaikat tetapi ada pula yang menerimanya tidak
langsung dari Allah tetapi perantaraan AlQur'an yang disampaikan oleh Nabi Saw
selaku Nabi terakhir. Nabi adalah manusia yang menerima petunjuk Allah secara
langsung kemudian menyampaikan hukum Allah itu kepada manusia lain selaku Rasul.
Sekarang ... Rasul yang bagaimana yang akan ada
pada umat Muhammad Saw ini ?
Untuk itu Nabi Saw bersabda :
Untuk itu Nabi Saw bersabda :
Nabi Saw bersabda: "Allah tidak akan mengirimkan Nabi lagi sesudahku, tetapi hanya Mubashshirat" Dia menukas: Apakah al-Mubashshirat tersebut ?. Lanjutnya : Mimpi yang baik serta petunjuk yang benar.". (Musnad Ahmad, Marwiyat Abu Tufail, Nasa'i, Abu Dawud)
Dari Abu Hurairah ia menerangkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT akan mengirimkan untuk ummat
ini pada permulaan setiap seratus tahun seorang Mujaddid yang akan memperbaharui
agama." (Musnad Abu Dawud)
Jadi jika selama ini ada pendapat yang
menyatakan bahwa Nabi dan Rasul adalah sama atau juga bahwa setiap Rasul itu
sudah pasti Nabi tetapi setiap Nabi belum tentu Rasul menurut saya keliru
berdasarkan ayat-ayat Qur'an dan Hadist-hadist yang saya kutip dibagian atas.
Jadi sekali lagi .... yang akan ada
ditengah-tengah umat dan menjadi Rasul Allah sepeninggal Nabi Muhammad Saw itu
bukan Rasul dalam pengertian Nabi melainkan Rasul alias utusan dalam pengertian
Mujaddid dan juga mereka-mereka yang tergolong kedalam Al-Mubashirat yang akan
menuntun umat Islam menuju kepada pemahaman, penganalisaan serta penafsiran yang
benar sesuai dengan konteks jamannya, mengikuti apa-apa yang tercantum didalam
AlQur'an.
Dengan begitu, seorang ulama yang berdakwah
kesatu pedalaman yang belum pernah mengenal ajaran Islam, dia bisa juga disebut
seorang Rasul, seorang penyampai ajaran Allah. Seorang pemikir, cendikiawan
Muslim, pembaharu agama pun syah-syah saja disebut sebagai Rasul selama apa yang
diajarkan dan yang disampaikan mereka tidak bertentangan dengan al-Qur'an,
Sunnah dan logika yang sehat.
Sekarang kita kembali kepada hubungan antara
fungsi KhatamanNabiyyin Muhammad Saw dengan Rahmatan lil'alaamin Muhammad Saw.
Apa itu 'Alaamin ?
Ada penterjemah yang mengartikannya dengan "seluruh alam" dimana termasuk semua ciptaan, berbentuk bintang, planet, bulan dan yang ada padanya. Adapula yang mengartikannya sebagai "segala makhluk", tetapi maksudnya bersamaan dengan "segala alam" dimana terdapat benda hidup dan benda jumud yang tak pernah memiliki ruh.
Ada penterjemah yang mengartikannya dengan "seluruh alam" dimana termasuk semua ciptaan, berbentuk bintang, planet, bulan dan yang ada padanya. Adapula yang mengartikannya sebagai "segala makhluk", tetapi maksudnya bersamaan dengan "segala alam" dimana terdapat benda hidup dan benda jumud yang tak pernah memiliki ruh.
Semuanya saya anggap memiliki kebenaran, tetapi
ada yang perlu ditambahkan ... bahwa arti 'Alaamin itu juga bisa sebagai
"Seluruh manusia", yaitu manusia yang hidup diplanet bumi dan diplanet-planet
lain dalam daerah semesta raya seperti yang dimaksud pada ayat 45/36.
"Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit
dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam."
Hal ini ditandai dengan keterangan Ayat-ayat
suci lainnya yang mengandung istilah 'Alaamin dimana dinyatakan "pemikiran bagi
'Alaamin" seperti pada ayat 6/90, 12/104, 38/87, 68/52, 81/2 dan dinyatakan
sebagai "pertanda bagi 'alaamin" termuat pada ayat 21/91 dan 21/15. Juga
dinyatakan "petunjuk bagi 'alaamin" tercantum pada ayat 3/97 dan dinyatakan
sebagai "peringatan bagi 'alaamin" termaktub dalam ayat 25/1, dan dinyatakan
juga "dalam dada 'alaamin" tertulis pada ayat 29/10.
Semua itu menyatakan bahwa istilah 'Alaamin
berarti juga "seluruh manusia" yang memiliki dada, diberi peringatan, diberi
petunjuk dan diberi pertanda untuk perhatian mereka agar mau tunduk dengan
hukum-hukum Allah.
Jadi jika Muhammad disebut-sebut sebagai
Rahmatan Lil'alaamin maka itu juga berarti Muhammad merupakan pembawa teladan,
contoh, petunjuk yang harus diikuti oleh seluruh bangsa manusia dimana saja
mereka berada dalam kawasan semesta raya.
Muhammad melalui wahyu Qur'an-nya adalah pintu
gerbang ilmu pengetahuan dunia dan akhirat yang menjelaskannya kepada masyarakat
Manusia dan Jin.
AlQur'an menyatakan :
"Hai masyarakat Jin dan Manusia, jika kamu
sanggup melintasi penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
melakukannya kecuali dengan sulthan".
(QS. 55:33)
(QS. 55:33)
Sulthan adalah kekuatan, ilmu pengetahuan,
tekhnologi, kemampuan dan sebagainya.
Dan dalam banyak ayat-ayat-Nya Allah pun
mengajarkan kepada manusia untuk melakukan pengenalan terhadap alam semesta
sebagai bukti atau tanda-tanda kebesaran dan ketauhidan Allah Azza Wajalla.
"Orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka."
(QS.3:191)
(QS.3:191)
"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya, daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada pelajaran bagi kaum yang mau memikirkan."
(QS. 45:13)
(QS. 45:13)
Banyak lagi ayat-ayat Qur'an lainnya yang
isinya bernada sama dengan dua ayat diatas, semua itu ditujukan kepada seluruh
masyarakat manusia dan juga masyarakat Jin yang akhirnya sebagai refleksi atau
contoh teladannya telah dilakukan sendiri oleh Nabi Muhammad Saw dalam berbagai
laku hidupnya.
"Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagi orang yang beriman kepada Allah dan [percaya kepada]
hari kemudian serta banyak menyebut Allah."
(QS. 33:21)
(QS. 33:21)
Bagaimana pula seorang pengemban risalah Allah,
seorang pendakwa, seorang pemimpin umat dan sekaligus juga sebagai Nabi yang
dimuliakan hanya mampu berkata namun tidak mampu melaksanakan apa yang
dikatakannya ?
Untuk itu Allah telah menjadikan Muhammad Saw
sebagai contohnya.
Nabi Muhammad memfatwakan agar orang mau memperhatikan alam sekitarnya, memikirkan penciptaan langit dan bumi serta menganjurkan umatnya untuk mencari "sulthan" agar dapat melintasi seluruh penjuru langit dan bumi ... itu karena beliau sudah melakukannya sendiri pada peristiwa Mi'rajnya ke Muntaha, sebagai planet terjauh dan mungkin merupakan planet terpinggir dalam semesta raya dengan pertolongan Allah.
Nabi Muhammad memfatwakan agar orang mau memperhatikan alam sekitarnya, memikirkan penciptaan langit dan bumi serta menganjurkan umatnya untuk mencari "sulthan" agar dapat melintasi seluruh penjuru langit dan bumi ... itu karena beliau sudah melakukannya sendiri pada peristiwa Mi'rajnya ke Muntaha, sebagai planet terjauh dan mungkin merupakan planet terpinggir dalam semesta raya dengan pertolongan Allah.
Kekuatan atau sulthan yang ada pada Nabi Saw
diberikan berupa Buraq, yang menurut hemat saya sebagai pesawat antariksa
tercepat dan tercanggih.
Muhammad bercerita tentang pedagangan yang
jujur .... itupun telah dilakukannya dalam hidup kesehariannya hingga bahkan
beliau dijuluki oleh masyarakat sebagai Al-Amin.
Dan banyak lagi hal-hal lainnya yang merupakan refleksi dari Rahmatan Lil'Alaaminnya itu.
Dan banyak lagi hal-hal lainnya yang merupakan refleksi dari Rahmatan Lil'Alaaminnya itu.
Lalu dimana fungsi KhatamanNabiyyinnya ?
Sebagian sudah dijelaskan pada bagian atas dan diberi penambahan sedikit bahwa salah satu fungsi KhatamanNabiyyin-nya itu adalah sebagai satu-satunya pemberi contoh teladan yang sesuai dengan nilai-nilai keTuhanan yang mana didalam dirinya telah melebur seluruh sifat-sifat para Nabi dan Rasul sebelum beliau.
Sebagian sudah dijelaskan pada bagian atas dan diberi penambahan sedikit bahwa salah satu fungsi KhatamanNabiyyin-nya itu adalah sebagai satu-satunya pemberi contoh teladan yang sesuai dengan nilai-nilai keTuhanan yang mana didalam dirinya telah melebur seluruh sifat-sifat para Nabi dan Rasul sebelum beliau.
Tidak ada lagi tokoh yang mampu dan berhak
menjadi panutan kecuali Rasulullah Saw.
Karenanya Muhammad sebagai penutup para pemberi contoh yang paling baik, sebagai penutup garis kenabian, sebagai KhatamanNabiyyin yang Rahmatan Lil 'Alaamin.
Karenanya Muhammad sebagai penutup para pemberi contoh yang paling baik, sebagai penutup garis kenabian, sebagai KhatamanNabiyyin yang Rahmatan Lil 'Alaamin.
Bagaimana dengan para Nabi dan Rasul yang
diutus oleh Allah diberbagai belahan bumi lainnya disemesta raya ? Apakah mereka
harus mengakui kenabian Muhammad sebagai Nabi terakhir planet bumi kita ?
Saya jawab ... benar !
Sebab seperti kata beliau Saw sendiri, semua Nabi adalah bersaudara, mengajarkan agama atau risalah yang sama, yaitu Tauhid, Tiada Ilah yang patut disembah kecuali Ilah yang namanya ALlah yang Maha Esa dalam segala bidang-Nya.
Sebab seperti kata beliau Saw sendiri, semua Nabi adalah bersaudara, mengajarkan agama atau risalah yang sama, yaitu Tauhid, Tiada Ilah yang patut disembah kecuali Ilah yang namanya ALlah yang Maha Esa dalam segala bidang-Nya.
Masing-masing Nabi dan Rasul telah diberikan
tanda atau petunjuk oleh Allah mengenai kedatangan Muhammad Saw selaku Nabi
penutup [QS. 2:146], hal ini bisa dibuktikan melalui berbagai temuan para ahli
kitab, ahli manuskrip dan juga ahli Qur'an sekarang ini.
Bahwa Nabi Adam telah diberi penjelasan segala
sesuatunya oleh Allah itu tercantum dalam AlQur'an [2:37 dan lainnya] dan
terlepas dari kontroversial palsu-tidaknya Injil Barnabas disanapun dijelaskan
bahwa pada mula pertama Adam diciptakan beliau telah melihat 2 khalimah syahadat
yang merupakan kesaksian akan kedatangan Muhammad Saw [maaf, saya pribadi
meragukan jika kitab Injil Barnabas ini benar, karena terlalu banyak
kejanggalannya].
Dalam Bible masa kini dinyatakan pada Ulangan
18:18 dan Ulangan 33:1-2 mengenai pengakuan Musa as atas kedatangan Muhammad
Saw, juga pada Injil Yohanes 1:19-25 tentang penolakan Isa ALmasih atas klaim
orang-orang Yahudi dari Jerusalem tentang Nabi yang dijanjikan Musa, juga Yesaya
41:1-4, Yohanes 16:4-15 dsb.
Dari dalam AlQur'an sendiri misalnya ayat
2:146, 7:157, 61:6 dan sebagainya.
Dari dalam Vedha didapati nama Ahmad, Kalky Autar dst.
Dari dalam Vedha didapati nama Ahmad, Kalky Autar dst.
Semua itu semakin menguatkan kedudukan Muhammad
sebagai KhatamanNabiyyin-nya, dan saya yakin bahwa dalam teks asli masing-masing
Kitabullah sebelumnya [yang tidak diubah dan dihancurkan oleh tangan-tangan
manusia] akan didapati dengan jelas sekali kenubuatan Rasulullah Saw sebagaimana
keterangan AlQur'an suci pada ayat 2:146, 6:20 dan 7:157.
Dan atas dasar ini juga saya berani mengatakan
bahwa fungsi KhatamanNabiyyin Muhammad juga termuat dalam ajaran dan risalah
para Nabi/Rasul yang diutus oleh Allah kepada manusia dan kaum mana saja
diberbagai planet bumi semesta raya.
Mengenai umat mereka akan mengakuinya atau
tidak ... itu bukan satu masalah besar.
Sesungguhnya telah berlalu para Nabi dan Rasul Allah sebelumnya yang mana mereka selalu mendapat tantangan hebat dari manusia. Muhammad tidak akan kehilangan sifat KhatamanNabiyyinnya hanya karena orang tidak mengakui kenabian dan kerasulan beliau.
Sesungguhnya telah berlalu para Nabi dan Rasul Allah sebelumnya yang mana mereka selalu mendapat tantangan hebat dari manusia. Muhammad tidak akan kehilangan sifat KhatamanNabiyyinnya hanya karena orang tidak mengakui kenabian dan kerasulan beliau.
Bukti-bukti sudah dijelaskan dan dianalisakan,
jika masyarakat mau membantah ... silahkan saja bersama-sama kita buktikan
kebenarannya nanti pada hari kemudian.
Sesungguhnya telah terpatri disemesta raya,
tiada Tuhan yang patut disembah, tempat meminta pertolongan, tempat mengadu dan
lain sebagainya kecuali Allah sang pencipta, tidak beranak dan tidak
diperanakkan dalam arti apapun juga, Dia menguasai seluruh langit dan bumi serta
apa yang ada diantara keduanya, suci dari ikatan jasmaniah, daging, serta
unsur-unsur kemakhlukan lain.
Semestapun bersaksi bahwa Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muthalib, Rasul Allah adalah benar seorang Nabi yang ummi, seorang
utusan Allah yang namanya terdapat pada berbagai kitab suci Allah dan
dinubuatkan oleh seluruh Nabi dan Rasul-Nya.
Tertolaklah sudah semua paham keNabian yang
diucapkan secara lancang oleh manusia-manusia sesudahnya, termasuk Mirza Ghulam
Ahmad pendiri Ahmadiyah, Elijah Muhammad, Lia Aminuddin pendiri Salamullah,
Ahmad Mukti puteranya, Lois Farakhan, Musailamah dan sejumlah nama-nama pendusta
lainnya berdasarkan Kalam Allah dan sabda Nabi-Nya.
Saya lebih bisa menerima jika ada yang mengaku
sebagai Rasul ataupun Mujaddid (selama dia tetap berpijak kepada al-Qur'an,
Sunnah dan logika berpikir yang benar ... tetapi apa iya yang bersangkutan tahu
dirinya Rasul ?), akan tetapi jika pengakuan tersebut sudah menyerempet pada
kenabian, maaf-maaf saja, tidak ada ijtihad dalam masalah tersebut, logika dan
kontekstual ayat sudah jelas.
Tidak akan pernah ada lagi Nabi lama atau Nabi
baru yang akan datang, baik yang membawa syariat ataupun tidak [termasuk dalam
pendapat saya pribadi masalah kedatangan 'Isa yang kedua, semua Nabi sudah wafat
dalam arti sebenarnya dan Nabi yang terakhir wafat adalah Muhammad].
Karena itupula, saya merasa kasihan kepada kaum
Ahmadiah Qadian yang notabene menjadikan Mirza ghulam Ahmad sebagai Nabi, mereka
tidak kafir dalam masalah ketuhanan tetapi mereka sudah sesat dalam urusan
kenabian.
Akhirnya kepada Allah sajalah saya memohon
ampun atas segala dosa dan salah, baik yang disengaja atau tidak disengaja, dan
penghargaan serta penghormatan tertinggi senantiasa saya persembahkan kepada
Rasulullah Muhammad Saw sang Nabi penutup, reformer sejati, pintu gerbang ilmu
pengetahuan dunia dan akhirat dan salam takzim juga tercurahkan untuk para
keluarga dan keturunan beliau serta para sahabatnya yang mendapatkan petunjuk
baik dahulu, sekarang dan yang akan datang dimanapun mereka berada.
Wassalam,
No comments:
Write komentar